MAKALAH
(Diajukan
Untuk Memenuhi Tugas Softskill)
KEPEMIMPINAN
Disusun Oleh :
·
R.Moch
Imron Maulana
·
Fakhri
Pratama
·
Wymas
Wimandanu
·
Anton
Fahrizal
·
Gusti
Garry Adam
Universitas
Gunadarma
Fakultas
Ilmu Teknologi dan Informasi
Jurusan
Sistem Informasi
Kampus
J1 Jl. KH. Noer Ali, Kalimalang Bekasi, Phone : 88860117
20015-2016
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................
Kepemimpinan......................................................................................
Tipe-tipe
Kepemimpinan......................................................................
Macam-Macam
Gaya Kepemimpinan.................................................
Teori-Teori
Kepemimpinan..................................................................
Daftar Pustaka
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena
dengan rhido dan inayahnya-lah kami dapat menyusun makalah ini, tak lupa
sholawat serta salam kami panjatkan pada Rassulullah SAW, Alhamdulillah kami
ucapkan sebagai ungkapan syukur atas nikmat-nya, karena atas izinnyalah kami
dapat menyusun makalah kami yang berjudul KEPEMIMPINAN,
kita sadari bahwa kita semua adalah manusia yang di ciptakan Allah sebagai
makhluk sosial, yaitu pada hakikatnya manusia tidak trlepas dari tangan manusia
yang lain, maka dari itu manusia melakukan berbagai upaya agar ia dapat mencapai
suatu tujuan yang sama dimana tujuan dicapai dengan melibatkan banyak indifidu
atau yang biasa kita kenal dengan organisasi, dalam suatu organisasi tedapat
struktur dimana masing-masing orang mengemban tugasnya, dan semua truktur yang
ada pada sebuah organisasi di manage oleh seorang pemimpin yaitu orang yang
bertugas untuk mengawasi dan memanage jalannya oraganisasi agar tetap bisa
berjalan dan dapat menjacapai tujuan dengan baik. Dan itulah yang menjadi
tujuan dibuatnya makalah ini yaitu sedikit banyaknya mengulas apa itu
kepemimpinan dan seberapa penting peranan pemimpin dalam sebuah organisasi.
Kami harap makalah yang kami susun ini dapat memberi manfaat bagi kami dan
khususnya bagi pembaca. Namun kami sadari bahawa apa yang di buat oaleh manusia
takan ada yang sempurna, maka dari itu kami membutuhkan kritik serta saran
pembaca untuk menjadikan makalah yang kami susun ini dapat lebih baik lagi.
penyusun
A. KEPEMIMPINAN
kepemimpinan merupaan sebuah kedudukan dimana seorang yang menjadi
ataupun sebagai pemegang wewenang untuk memimpin dalam suatu kelompok atau
organisasi tertentu. Kepemimpinan juga dapat berarti sebagai sikap yang menjadi
syarat mutlak untuk seorang pemimpin.
B. TIPE-TIPE
KEPEMIMPINAN
Ada
enam tipe kepemimpinan yang diakui keberadaannya secara luas.
1) Tipe pemimpin Otokratis
Yaitu seorang pemimpin yang otokratis
adalah seorang pemimpin yang:
• Menganggap organisasi sebagai milik
pribadi
• Mengidentikan tujuan pribadi dengan
tujuan organisasi
• Menganggap bawahan sebagai alat semata-
mata
• Tidak mau menerima kritik, saran, dan
pendapat
• Terlalu bergantung kepada kekuasaan
formalnya
• Dalam tindakan penggerakannya sering
mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan punitif (bersifat
menghukum)
2) Tipe Militeristis
Yaitu seorang pemimpin yang bertipe
militeristis adalah seorang pemimpin yang memiliki sifat- sifat:
• Sering mempergunakan sistem perintah
dalam menggerakkan bawahannya
• Senang bergantung pada pangkat dan
jabatan dalam menggerakkan bawahannya
• Senang kepada formalitas yang berlebih-
lebihan
• Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku
dari bawahan
• Sukar menerima kritikkan dari bawahan
• Menggemari upacara- upacara untuk
berbagai acara dan keadaan
3) Tipe Paternalistis
Yaitu seorang pemimpin yang:
• Menganggap bawahannya sebagai manusia
yang tidak dewasa
• Bersikap terlalu melindungi
• Jarang memberikan kesempatan kepada
bawahannya untuk mengambil keputusan dan inisiatif
• Jarang memberikan kesempatan kepada
bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya.
• Sering bersikap maha tahu
4) Tipe Kharismatis
Hingga kini para pakar belum berhasil
menemukan sebab- sebab mengapa seorang pemimpin memiliki kharisma, yang
diketahui adalah bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat
besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat
besar. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seorang menjadi
pemimpin yang kharismatis, maka sering dikatakan bahwa pemimpin yang demikian
diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers).
5) Tipe Laissez Faire
Yaitu seorang yang bersifat:
• Dalam memimpin organisasi biasanya
mempunyai sikap yang permisif, dalam arti bahwa para anggota organisasi boleh
saja bertindak sesuai dengan keyakinan dan hati nurani, asal kepentingan
bersama tetap terjaga dan tujuan organisai tetap tercapai.
• Organisasi akan berjalan lancar dengan
sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang- orang yang sudah
dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran yang
dicapai, dan tugas yang harus dilaksanakan oleh masing- masing anggota.
• Seorang pemimpin yang tidak terlalu
sering melakukan intervensi dalam kehidupan organisasional.
• Seorang pemimpin yang memiliki peranan
pasif dan membiarkan organisasi berjalan dengan sendirinya
6) Tipe Demokratis
Yaitu tipe yang bersifat:
•
Dalam proses penggerakkan bawahan selalu bertitik tolak
dari pendapat bahwa manusia adalah makhluk termulia di dunia
•
Selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan
organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari para bawahannya
•
Senang menerima saran, pendapat bahkan kritik dari
bawahannya
•
Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses
dari padanya.
•
Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan kerja tim
dalam usaha mencapai tujuan
•
Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai
pemimpin
•
Para bawahannya dilibatkan secara aktif dalam menentukan
nasib sendiri melalui peran sertanya dalam proses pengambilan keputusan.
C. MACAM-MACAM GAYA
KEPEMIMPINAN
•
Gaya Kepemimpinan
Otoriter / Authoritarian
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan
kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas
dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan
para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.
•
Gaya Kepemimpinan
Demokratis / Democratic
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang
memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan
selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya
kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas
serta tanggung jawab para bawahannya.
•
Gaya Kepemimpinan Bebas /
Laissez Faire
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang
kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan
penyelesaian masalah yang dihadapi.
EMPAT GAYA KEPEMIMPINAN DARI EMPAT MACAM KEPRIBADIAN
Keempat gaya kepemimpinan berdasarkan kepribadian adalah :
1. Gaya Kepemimpinan Karismatis
2. Gaya Kepemimpinan Diplomatis
3. Gaya Kepemimpinan Otoriter
4. Gaya Kepemimpinan Moralis
GAYA
KEPEMIMPINAN KARISMATIS
Kelebihan
gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik orang. Mereka terpesona
dengan cara berbicaranya yang membangkitkan semangat. Biasanya pemimpin dengan
gaya kepribadian ini visionaris. Mereka sangat menyenangi perubahan dan
tantangan.
Mungkin,
kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa di analogikan dengan
peribahasa Tong Kosong Nyaring Bunyinya. Mereka mampu menarik orang untuk
datang kepada mereka. Setelah beberapa lama, orang – orang yang datang ini akan
kecewa karena ketidak-konsisten-an. Apa yang diucapkan ternyata tidak dilakukan.
Ketika diminta pertanggungjawabannya, si pemimpin akan memberikan alasan,
permintaan maaf, dan janji.
GAYA
KEPEMIPINAN DIPLOMATIS
Kelebihan
gaya kepemimpinan diplomatis ini ada di penempatan perspektifnya. Banyak orang
seringkali melihat dari satu sisi, yaitu sisi keuntungan dirinya. Sisanya,
melihat dari sisi keuntungan lawannya. Hanya pemimpin dengan kepribadian putih
ini yang bisa melihat kedua sisi, dengan jelas! Apa yang menguntungkan dirinya,
dan juga menguntungkan lawannya.
Kesabaran
dan kepasifan adalah kelemahan pemimpin dengan gaya diplomatis ini. Umumnya,
mereka sangat sabar dan sanggup menerima tekanan. Namun kesabarannya ini bisa
sangat keterlaluan. Mereka bisa menerima perlakuan yang tidak menyengangkan
tersebut, tetapi pengikut-pengikutnya tidak. Dan seringkali hal inilah yang
membuat para pengikutnya meninggalkan si pemimpin.
GAYA
KEPEMIMPINAN OTORITER
Kelebihan
model kepemimpinan otoriter ini ada di pencapaian prestasinya. Tidak ada
satupun tembok yang mampu menghalangi langkah pemimpin ini. Ketika dia
memutuskan suatu tujuan, itu adalah harga mati, tidak ada alasan, yang ada
adalah hasil. Langkah – langkahnya penuh perhitungan dan sistematis.
Dingin
dan sedikit kejam adalah kelemahan pemimpin dengan kepribadian merah ini.
Mereka sangat mementingkan tujuan sehingga tidak pernah peduli dengan cara.
Makan atau dimakan adalah prinsip hidupnya.
GAYA
KEPEMIMPINAN MORALIS
Kelebihan
dari gaya kepemimpinan seperti ini adalah umumnya Mereka hangat dan sopan
kepada semua orang. Mereka memiliki empati yang tinggi terhadap permasalahan
para bawahannya, juga sabar, murah hati Segala bentuk kebajikan ada dalam diri
pemimpin ini. Orang – orang yang datang karena kehangatannya terlepas dari
segala kekurangannya.
D. TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN
1. Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran
bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau
ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul
anggapan bahwa untuk menjadi seorang
pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan
kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai
sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya. Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki
pemimpin menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah:
– pengetahuan umum yang luas, daya ingat
yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas,
adaptabilitas, orientasi masa depan;
– sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa
kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap
yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif;
– kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang,
analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting,
keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.
Walaupun teori sifat memiliki berbagai
kelemahan (antara lain : terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada
relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan)
dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan
nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai
rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan oleh
kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.
2.
Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah
kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan
pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin
mempunyai deskripsi perilaku:
a.
konsiderasi dan struktur inisiasi
Perilaku seorang pemimpin yang cenderung
mementingkan bawahan memiliki ciri ramah
tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan
memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di
samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih
mementingkan tugas organisasi.
b.
berorientasi kepada bawahan dan produksi
perilaku pemimpin yang berorientasi kepada
bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi
pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian,
kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi
pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan,
pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan.
Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut
model leadership continuum pada dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada
pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku
setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap
hasil/tugas dan terhadap bawahan/hubungan kerja.
Kecenderungan perilaku pemimpin pada
hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan
(JAF.Stoner, 1978:442-443)
3.
Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori
situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang
disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional
yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang. Faktor situasional
yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian
(1994:129) adalah
* Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;
* Bentuk dan sifat teknologi yang
digunakan;
* Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
* Norma yang dianut kelompok;
* Rentang kendali;
* Ancaman dari luar organisasi;
* Tingkat stress;
* Iklim yang terdapat dalam organisasi.
Fungsi kepemimpinan
yaitu :
Fungsi pemimpin dalam
suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi yang sangat
penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada
dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
> Fungsi
administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanaan administrasi dan
menyediakan fasilitasnya.
> Fungsi sebagai
Top Manajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing,
commanding, controling, dsb.
Dalam upaya mewujudkan
kepemimpinan yang efektif, maka kepemimpinan tersebut harus dijalankan sesuai
dengan fungsinya. Sehubungan dengan hal tersebut, menurut Hadari Nawawi
(1995:74), fungsi kepemimpinan berhubungn langsung dengan situasi sosial dalam
kehidupan kelompok masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin
berada didalam, bukan berada diluar situasi itu Pemimpin harus berusaha agar
menjadi bagian didalam situasi sosial keiompok atau organisasinya.
Fungsi kepemimpinan
menurut Hadari Nawawi memiliki dua dimensi yaitu:
1) Dimensi yang
berhubungan dengan tingkat kemampuan mengarahkan dalam tindakan atau aktifitas
pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang yang dipimpinya.
2) Dimensi yang
berkenaan dengan tingkat dukungan atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin
dalam melaksnakan tugas-tugas pokok kelompok atau organisasi, yang dijabarkan
dan dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan dan kebijakan pemimpin.
Sehubungan dengan
kedua dimensi tersebut, menurut Hadari Nawawi, secara operasional dapat
dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu:
1. Fungsi Instruktif.
Pemimpin berfungsi
sebagai komunikator yang menentukan apa (isi perintah), bagaimana (cara
mengerjakan perintah), bilamana (waktu memulai, melaksanakan dan melaporkan
hasilnya), dan dimana (tempat mengerjakan perintah) agar keputusan dapat
diwujudkan secara efektif. Sehingga fungsi orang yang dipimpin hanyalah
melaksanakan perintah.
2. Fungsi konsultatif.
Pemimpin dapat
menggunakan fungsi konsultatif sebagai komunikasi dua arah. Hal tersebut
digunakan manakala pemimpin dalam usaha menetapkan keputusan yang memerlukan
bahan pertimbangan dan berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya.
3. Fungsi Partisipasi.
Dalam menjaiankan
fungsi partisipasi pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya,
baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam melaksanakannya. Setiap anggota
kelompok memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam
melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai dengan
posisi masing-masing.
4. Fungsi Delegasi
Dalam menjalankan
fungsi delegasi, pemimpin memberikan pelimpahan wewenang membuay atau
menetapkan keputusan. Fungsi delegasi sebenarnya adalah kepercayaan ssorang
pemimpin kepada orang yang diberi kepercayaan untuk pelimpahan wewenang dengan
melaksanakannya secara bertanggungjawab. Fungsi pendelegasian ini, harus
diwujudkan karena kemajuan dan perkembangan kelompok tidak mungkin diwujudkan
oleh seorang pemimpin seorang diri.
5. Fungsi
Pengendalian.
Fungsi pengendalian
berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif harus mampu mengatur aktifitas
anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga
memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Dalam melaksanakan
fungsi pengendalian, pemimpin dapat mewujudkan melalui kegiatan bimbingan,
pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.
Tanggung Jawab
Kepemimpinan :
Kepemimpinan yang juga
merupakan seni dalam mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama untuk
mencapai tujuan, memerlukan tanggung jawab orang yang berfungsi sebagai
pemimpin. Menurut Drs. Hidjirachman Ranupandojo et.AL., dengan mengutip
pendapat Robert C. Miljus dalam buku “Effective Leadership and the motivation
of Human Resources” (1992:152) mengatakan bahwa tanggung jawab para pemimpin
adalah sebagai berikut :
Menentukan tujuan
pelaksanaan kerja realitas (dalam artian kuantitas, kualitas, keamanan dan
sebagainya) Selaku penentu arah yang
akan ditempuh dalam usaha untuk pencapaian tujuan
Sebagai wakil dan juru bicara organisasi
dalam hubungan dengan pihak luar.
Sebagai komunikator yang efektif.
Sebagai integrator yang efektif, rasional,
objektif, dan netral.
Fungsi pokok pimpinan
adalah:
• Memberikan kerangka
pokok yang jelas yang dapat dijadikan pegangan oleh anggotanya.
• Mengawasi,
mengendalikan dan menyalurkan perilaku anggota yang dipimpin
• Bertindak sebagai wakil
kelompok dalam berhubungan dengan dunia luar
Fungsi kepemimpinan
itu pada pokoknya adalah menjalankan wewenang kepemimpinan, yaitu menyediakan
suatu sistem komunikasi, memelihara kesediaan bekerja sama dan menjamin
kelancaran serta keutuhan organisasi atau perusahaan.
Fungsi-fungsi
kepemimpinan meliputi kegiatan dan tindakan sebagai berikut:
a. Pengambilan
keputusan
b. Pengembangan
imajinasi
c. Pendelegasian
wewenang kepada bawahan
d. Pengembangan
kesetiaan para bawahan
e. Pemrakarsaan,
penggiatan dan pengendalian rencana-rencana
f. Pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber-sumber lainnya
g. Pelaksanaan
keputusan dan pemberian dorongan kepada para pelaksana
h. Pelaksanaan kontrol
dan perbaikan
i. Pemberian tanda
penghargaan kepada bawahan yang berprestasi
j. Pertanggungjawaban
semua tindakan
Tugas Kepemimpinan
yang lain :
·
Melengkapai para karyawan dengan
sumber-sumber dana yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya.
·
Mengkomunikasikan pada karyawan tentang apa
yang diharapkan dari mereka.
·
Memberikan susunan hadiah yang sepadan
untuk mendorong prestasi.
·
Mendelegasikan wewenang apabila diperlukan
dan mengundang partisipasi apabila memungkunkan.
·
Menghilangkan hambatan untuk pelaksanaan
pekerjaan yang efektif.
·
Menilai pelaksanaan pekerjaan yang
menkomunikasikan hasilnya.
·
Menunjukan perhatian pada karyawan.
Daftar
Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar